Rabu, 31 Oktober 2012

3 SOFTWARE WAJIB PADA KOMPUTER

Ini adalah 3 software utama yang wajib di miliki oleh setiap komputer

1. Winrar

siapa yang tidak mengenal Winrar, Software ini sangat - sangat di butuhkan oleh setiap pengguna komputer. Karena software inilah kita bisa membuka file berformat .rar .zip dan lain-lain

2. OpenOffice

Kenapa saya pilih OpenOffice ? Karena software ini gratis dan juga kita tidak merugikan si pembuat. Software ini sama halnya dengan Ms.Office

3. Flash

Untuk para blog walking mungkin sangat - sangat membutuhkan sebuah software mungil ini, karena ini adalah software kecil yang sangat berguna untuk membuka plugin - plugin Flash pada website 

Sumber: http://www.iqbal-bakty.blogspot.com/2012/04/3-software-wajib-pada-komputer.html

LIBURAN KULIAH DI SUMATERA BARAT


Ini adalah pengalaman saya saat berlibur di daerah Sumatera Barat. Pilihan pertama untuk dikunjungi adalah Danau Kembar alias Danau di bawah dan di atas. Dari kota Padang kami berjalan melalui jalur Padang -  Solok ke danau kembar tersebut. Supir mobil rental yang kami sewa hari ini tampaknya tidak terlalu merekomendasikan kami kesana. Sebenarnya pilihannya pada saat itu adalah kembali ke jalur selatan untuk melihat pantai Air manis tempat batu Malin Kundang dan Jembatan Akar yang ke arah Painan. Kami putuskan untuk melihat-lihat danau yang termashyur di sekitar Sumatra Barat.

Perjalanan ke Danau kembar berbukit-bukit. Sebelum memasuki kota Solok mobil membelok ke kanan dan perjalanan dilanjutkan melewati kebun teh yang cantik. Sekitar makan siang kami sudah tiba di lokasi dimana kami bisa melihat panorama Danau di Bawah dan Danau di Atas dari satu tempat. Sebenarnya cukup indah, berbeda dengan suasuana di Bali yang terawat dan terkesan ramah terhadap pengunjung tempat ini benar-benar TIDAK NYAMAN

  
Dengan pemandangan yang indah namun fasilitas dan pelayanan yang biasa saja, sepertinya sulit mengharapkan orang yang pernah datang kesini untuk datang kedua kalinya. Baru masuk ke Lokasi Panorama ini kami sudah dihadang untuk meminta uang masuk. Duapuluh ribu melayang tanpa bukti karcis. Diatas, sudah ada yang meminta-minta sumbangan. Tidak ada fasilitas yang baik walaupun sudah membayar. Masuk WC bayar duaribu dan parkir dikenakan lagi bayaran oleh anak kecil yang tidak jelas fungsinya. Kami akhirnya membayar Rp2000 supaya dia tidak menghalangi mobil. Sementara itu  lapangan tempat panorama kotor tak terawat. Warung-warung kusam dan tidak bersahabat. Jangan kesini kecuali Anda benar-benar penasaran!

Danau Singkarak

Kami masih penasaran dengan Danau jadi perjalanan dilanjutkan ke Danau Singkarak. Untuk itu kami kembali ke jalan kecil menuju Solok. Berhubung tidak ada tempat makan yang enak di hati di kawasan sekitar Danau Kembar kami makan di Solok lalu melanjutkan perjalanan ke Danau Singkarak. Orang lebih memilih untuk ke Danau Singkarak dan setelah sampai disana kami bisa melihat kenapa Singkarak dipilih. Tempat kami berhenti di tepi danau juga dipenuhi warung, tapi paling tidak penampilannya agak lebih bersahabat  daripada di Danau Kembar. 

Di Singkarak saya bisa juga menyewa kapal untuk melihat-lihat. Tempat kami berhenti merupakan darmaga tambatan perahu tapi kami hanya berhenti untuk melihat-lihat sembari minum (soalnya sepertinya kami tidak akan diterima duduk-duduk disana kalau tidak membeli sesuatu walaupun pas keluar harus membayar parkir tanpa retribusi seharga Rp 5000). Di Singkarak terkenal dengan ikan Bilih,

Singkarak merupakan jalur kereta wisata dari Padang ke Sawah Lunto. Sayangnya kereta wisata ini hanya beroperasi hari Minggu saja. Dengan waktu yang terbatas kami tidak mungkin menaiki kereta ini, tapi di sepanjang perjalanan dari Singakrak kembali ke Padang melewati Lembah Anai kami berjalan bersisian dengan jalur kereta api. Ingin sekali rasanya naik kereta api ini!

Kami kembali tidak melalui Solok tapi memutar melewati Lembah Anai dan Padang panjang. Jalur ini menyenangkan karena disepanjang jalan banyak penjaja buah lokal. Mulai dari Markisa, Manggis sampai Duren. Kami sempat berhenti disebuah tempat, sebelum pasar Ombilin untuk membeli Manggis, Markis, Sawo dan Lemang Pisang. Senang sekali melihat penjaja buah yang berisi banyak buah  lokal, tanpa keberadaan buah import!  Untuk orang Jabotabek, harganya buah- buah ini  – terus terang agak nggak tega nawar karena buat ukuran kami sudah murah hehe….


Lembah Anai memang indah. Kami baru tahu kalau di sepanjang sungai yang berarus deras banyak orang-orang yang berendam di kolam-kolam renang. Kolam-kolam renang ini banyak didatangi oleh turis lokal. Baru di Sumatera barat kami melihat banyak air terjun yang berada benar-benar di sisi jalan raya. Di jalur pesisir selatan malah ada air terjun yang dipakai untuk jasa pencucian mobil.

Danau Maninjau

Berhubung kami masih ingin melihat satu Danau lagi, esok harinya pada saat perjalanan menuju Bukit Tinggi melihat Danau Maninjau. Jalur perjalanan yang dipilih adalah jalur pesisir dari Padang ke Pariaman – Tiku –Lubuk Basung lalu ke Danau Maninjau, dilanjutkan mendaki menuju Bukit Tinggi. 

Perjalanan cukup nyaman, walaupun jalannya kecil namun tidak macet. Disela-sela perumahan masyarakat bisa terlihat pantai yang indah. Di jalur ini banyak penjual buah naga dan semangka. Diujung jalur pantai menuju Danau Maninjau penjaja buah digantikan dengan labu besar. 

Setelah melewati sekitar 2 jam jalur pantai ditambah setengah jam masuk ke dalam daratan melewati PLTA Danau Maninjau, bukit dengan sungai berarus deras (disampingnya ada pemandian umum dengan water slide lumayan panjang), tibalah kami di Taman Wisata Muko-Muko yang merupakan titik pemberhentian wisata umum. walaupun masih lebih baik daripada tempat rekreasi Panorama Danau Kembar, tempat ini juga relatif menyedihkan. Tak terawat dan kotor. Untuk masuk kesini ada karcis retribusi seharaga 3000rb per orang dewasa dan parkir mobil. 

Mungkin lebih baik kalau mau menikmati  Danau Maninjau sekalian saja makan di warung-warung yang menjorok ke arah danau atau menginap. Beberapa teman merekomendasikan Penginapan Nuansa Maninjau Resort. Sepertinya berhenti di tempat Wisata Muko-Muko tidak disarankan! Tempat wisata Muko-muko menghilangkan selera kami untuk makan di Danau Maninjau sehingga kami memutuskan untuk langsung ke Bukit Tinggi melewati Kelok 44 yang terkenal itu.   

Saya rasa orang Sumatra Barat kalau ke Puncak pasti tidak akan kewalahan karena benar-benar istimewa. Tikungan tajam yang patah dan curam serasa tak habis-habisnya, namun dengan pemandangan Danau Maninjau di bawah yang indah maka jalan ini tidak terlalu terasa menakutkan. Sesekali ada monyet ekor panjang di pinggir jalan membuat pemandangan disana terasa sangat alami.

Demikianlah cerita pengalaman liburan saya di daerah Sumatera Barat. Semoga bemanfaat bagi yang membacanya. Sekian dan terima kasih